Cara Menggunakan Storytelling untuk Menciptakan Brand Personality yang Menarik

Storytelling adalah seni bercerita yang dapat menarik perhatian, membangkitkan emosi, dan membentuk koneksi dengan audiens. Storytelling juga merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif untuk memperkenalkan, mempromosikan, dan membedakan sebuah brand dari kompetitor.

Brand personality adalah karakteristik atau sifat-sifat yang melekat pada sebuah brand, yang membuatnya memiliki identitas dan kepribadian yang khas. Brand personality dapat mencerminkan nilai-nilai, visi, misi, dan tujuan dari sebuah brand, serta dapat mempengaruhi persepsi dan preferensi konsumen.

Dengan menggunakan storytelling, Anda dapat menciptakan brand personality yang menarik dan sesuai dengan target pasar Anda. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

1. Tentukan Pesan Utama yang Ingin Disampaikan

Sebelum membuat cerita, Anda harus menentukan pesan utama yang ingin disampaikan oleh brand Anda. Pesan ini harus sesuai dengan nilai-nilai dan keunggulan dari brand Anda, serta relevan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Pesan ini juga harus singkat, jelas, dan mudah diingat. Anda bisa menggunakan slogan, tagline, atau motto sebagai pesan utama Anda. Contohnya:

  • Nike: Just do it
  • Apple: Think different
  • L’Oréal: Because you’re worth it

2. Buat Cerita yang Menarik dan Menginspirasi

storytelling
Setelah menentukan pesan utama, Anda harus membuat cerita yang menarik dan menginspirasi untuk menyampaikannya. Cerita ini harus memiliki alur yang logis, karakter yang kuat, konflik yang menantang, dan resolusi yang memuaskan.
Cerita ini juga harus memiliki unsur-unsur berikut:

  • Hook: bagian awal cerita yang bertujuan untuk menarik perhatian dan rasa penasaran audiens
  • Plot: bagian tengah cerita yang berisi tentang perkembangan konflik dan aksi-aksi dari karakter
  • Climax: bagian puncak cerita yang berisi tentang titik balik atau momen kritis dari konflik
  • Resolution: bagian akhir cerita yang berisi tentang penyelesaian konflik dan pesan moral atau kesimpulan dari cerita

Contohnya:

  • Hook: Seorang anak muda bercita-cita menjadi seorang atlet lari profesional, tetapi ia mengalami kecelakaan yang membuat kakinya cacat
  • Plot: Ia merasa putus asa dan depresi, tetapi ia bertemu dengan seorang pelatih lari yang memberinya motivasi dan dukungan untuk tidak menyerah
  • Climax: Ia berhasil mengikuti sebuah kompetisi lari dengan menggunakan kaki palsu, tetapi ia menghadapi banyak rintangan dan tantangan dari pesaingnya
  • Resolution: Ia berhasil menyelesaikan lomba dengan prestasi yang membanggakan, dan ia menyadari bahwa tidak ada hal yang mustahil jika ia mau berusaha keras

3. Sesuaikan Cerita dengan Media dan Format yang Digunakan

Setelah membuat cerita, Anda harus menyesuaikan cerita dengan media dan format yang digunakan untuk menyampaikannya. Media dan format ini dapat berupa:

  • Video: media audiovisual yang dapat menampilkan gerak, suara, musik, dan efek khusus untuk memperkuat cerita
  • Audio: media suara yang dapat menampilkan dialog, narasi, musik, dan efek suara untuk memperjelas cerita
  • Teks: media tulisan yang dapat menampilkan kata-kata, kalimat, paragraf, gambar, dan grafik untuk menjelaskan cerita
  • Gambar: media visual yang dapat menampilkan warna, bentuk, simbol, ilustrasi, foto, dan animasi untuk menggambarkan cerita

Anda harus memilih media dan format yang paling sesuai dengan tujuan, sasaran, anggaran, dan sumber daya Anda. Anda juga harus memperhatikan aspek-aspek seperti durasi, ukuran, resolusi, kualitas, dan aksesibilitas dari media dan format yang Anda gunakan.

4. Sertakan Call to Action atau Ajakan Bertindak

Setelah menyampaikan cerita, Anda harus menyertakan call to action atau ajakan bertindak untuk audiens. Ajakan bertindak ini bertujuan untuk mendorong audiens untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan brand Anda, seperti:

  • Membeli produk atau jasa Anda
  • Mengunjungi website atau sosial media Anda
  • Mengikuti program atau promo Anda
  • Memberikan testimoni atau ulasan Anda
  • Merekomendasikan brand Anda kepada orang lain

Ajakan bertindak ini harus spesifik, jelas, dan mudah dilakukan. Anda juga harus memberikan insentif atau manfaat bagi audiens yang melakukan ajakan bertindak Anda. Contohnya:

  • Kunjungi www.nike.com untuk mendapatkan diskon 20% untuk produk-produk terbaru kami
  • Ikuti akun Instagram @apple untuk melihat tips dan trik menggunakan produk Apple
  • Beri rating dan review tentang pengalaman Anda menggunakan produk L’Oréal dan dapatkan kesempatan memenangkan hadiah menarik

5. Evaluasi dan Perbaiki Cerita Anda

Setelah menyampaikan cerita dan ajakan bertindak, Anda harus melakukan evaluasi dan perbaikan terhadap cerita Anda. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur efektivitas dan dampak dari cerita Anda terhadap audiens, seperti:

  • Apakah cerita Anda berhasil menarik perhatian dan membangkitkan emosi audiens?
  • Apakah cerita Anda berhasil menyampaikan pesan utama dan nilai-nilai dari brand Anda?
  • Apakah cerita Anda berhasil membedakan brand Anda dari kompetitor?
  • Apakah cerita Anda berhasil mendorong audiens untuk melakukan ajakan bertindak Anda?

Anda bisa menggunakan berbagai metode untuk melakukan evaluasi, seperti:

  • Survei: mengumpulkan data dan umpan balik dari audiens melalui kuesioner, wawancara, atau diskusi kelompok
  • Analisis: mengolah data dan umpan balik dari audiens melalui statistik, grafik, tabel, atau diagram
  • Tes: menguji cerita Anda dengan audiens yang berbeda atau dengan media dan format yang berbeda
  • Setelah melakukan evaluasi, Anda harus melakukan perbaikan terhadap cerita Anda berdasarkan hasil evaluasi. Perbaikan ini bisa berupa:
  • Menambah, mengurangi, atau mengubah elemen-elemen cerita seperti alur, karakter, konflik, atau resolusi
  • Menambah, mengurangi, atau mengubah elemen-elemen media dan format seperti durasi, ukuran, resolusi, kualitas, atau aksesibilitas
  • Menambah, mengurangi, atau mengubah elemen-elemen ajakan bertindak seperti insentif, manfaat, atau cara melakukan

Kesimpulan

Storytelling adalah salah satu cara untuk menciptakan brand personality yang menarik bagi audiens. Dengan storytelling, Anda bisa menyampaikan pesan, nilai-nilai, dan keunggulan dari brand Anda melalui cerita yang menarik dan menginspirasi.

Storytelling adalah salah satu cara yang efektif untuk membangun brand personality yang menarik bagi audiens. Dengan storytelling, Anda bisa menyampaikan pesan, nilai-nilai, dan keunggulan dari brand Anda melalui cerita yang menarik dan menginspirasi.

Storytelling juga bisa membantu Anda untuk meningkatkan awareness, reputasi, dan loyalitas audiens terhadap brand Anda. Oleh karena itu, Anda harus mempelajari dan menerapkan storytelling dalam strategi pemasaran Anda. Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu Anda dalam menciptakan brand personality yang menarik dengan storytelling. Selamat mencoba. Kami menyediakan layanan konsultasi mengenai bisnis, silakan konsultasikan kebutuhan bisnis Anda kepada kami dengan cara menghubungi kami langsung dinomor whatsapp 0812-5298-2900. Kami siap membantu Anda.