- 15/05/2025
- Posted by: manager
- Category: Marketing, Digital Marketing, Riset Marketing, Feasible Study
Dalam era digital saat ini, konten bukan hanya alat untuk menarik perhatian, tapi juga media yang sangat kuat untuk mendongkrak penjualan. Namun, kenyataannya tidak semua konten mampu menghasilkan konversi. Banyak bisnis yang sudah membuat konten secara rutin, memiliki traffic tinggi, tetapi angka penjualan tetap stagnan. Apa penyebabnya?
Penyebab utamanya adalah karena konten yang dibuat belum mampu menjual. Artinya, konten tersebut belum dirancang untuk mengatasi hambatan psikologis calon pembeli, belum menyentuh permasalahan mereka secara tepat, dan belum diarahkan secara strategis sesuai tahapan pembelian (sales funnel).
-
Kenapa Pengunjung Belum Membeli?
Ada tiga hambatan utama yang membuat pengunjung tidak langsung membeli dari Anda:
- Belum percaya: Mereka tidak mengenal Anda, belum yakin apakah Anda bisa dipercaya, dan belum melihat bukti konkret.
- Tidak tepat sasaran: Konten yang disajikan tidak relevan dengan produk atau jasa yang ditawarkan.
- Masih pasif: Audiens hanya membaca tanpa ada dorongan untuk mengambil tindakan lebih lanjut.

Ingin Jago Konten ? Dapatkan Video tutorialnya “Jago Konten” dengan Klik DI SINI atau DI SINI (SHOPEE)
Solusinya? Buatlah konten yang tidak hanya informatif, tetapi juga strategis dan persuasif.
-
Sajikan Konten Berdasarkan Sales Funnel
Setiap calon pembeli pasti melalui proses yang disebut “marketing funnel”:
- TOFU (Top of Funnel): Menarik perhatian dan membangun kesadaran.
- MOFU (Middle of Funnel): Membantu audiens membandingkan solusi.
- BOFU (Bottom of Funnel): Mendorong mereka mengambil keputusan pembelian.
Misalnya Anda menjual jasa legalitas bisnis:
- TOFU: Edukasi pentingnya legalitas usaha.
- MOFU: Perbandingan bentuk badan usaha, studi kasus, atau FAQ.
- BOFU: Penawaran konsultasi gratis, testimoni klien, atau promo pendaftaran PT/CV.
Tanpa strategi ini, konten hanya akan menghasilkan pembaca, bukan pembeli.
-
Kenali Permasalahan Nyata Audiens
Sebelum membuat konten, pahami dulu apa masalah utama yang dihadapi audiens Anda. Jika Anda menjual software akuntansi, konten Anda tidak harus selalu tentang fitur software tersebut. Bisa jadi, konten yang dibutuhkan justru seputar:
- Cara UMKM mengatur keuangan
- Kesalahan umum dalam pencatatan transaksi
- Cara menyusun laporan keuangan sederhana
Setelah mereka merasa terbantu oleh konten Anda, barulah Anda hadirkan solusi yang lebih praktis melalui produk atau layanan Anda.
-
Pastikan Konten Relevan dengan Produk
Kesalahan umum lainnya adalah membuat konten yang populer, tetapi tidak relevan. Misalnya, menjual alat kantor tapi membuat konten tentang tips traveling. Sekalipun menarik, konten seperti ini akan mengundang audiens yang tidak punya potensi membeli.
Solusinya? Buat buyer persona, yaitu gambaran ideal dari calon pembeli Anda. Dengan begitu, konten yang Anda buat akan selalu terarah dan menjawab kebutuhan target pasar.
-
Buat Konten yang Bisa Dipraktikkan
Konten praktis akan membuat audiens lebih aktif. Bandingkan dua jenis artikel:
- “Apa itu digital marketing” vs
- “5 Langkah Membuat Strategi Digital Marketing untuk Pemula”
Yang kedua jauh lebih mendorong tindakan karena pembaca langsung tahu apa yang harus dilakukan. Saat konten Anda membantu mereka menyelesaikan masalah, maka kepercayaan akan tumbuh dan peluang membeli akan meningkat.

Ingin kontenmu FYP ? Dapatkan Video tutorial Face books ads mastery dengan klik DI SINI atau DI SINI (SHOPEE)
-
Tukar Konten dengan Komitmen Kecil
Sebelum meminta pembaca untuk membeli, minta dulu komitmen kecil seperti:
- Daftar email untuk menerima e-book
- Isi form untuk konsultasi gratis
- Unduh panduan dengan syarat follow akun
Prinsip psikologinya adalah Reciprocity: ketika Anda memberi terlebih dahulu, audiens akan lebih mudah memberikan sesuatu sebagai balasan.
-
Analisa dan Optimalkan
Konten tanpa analisis akan sia-sia. Lihat data:
- Konten mana yang menghasilkan traffic tertinggi?
- Mana yang menghasilkan leads atau pembelian?
- Apa kata audiens tentang konten Anda?
Gunakan tools seperti Google Analytics, Meta Insights, atau data CRM untuk melihat performa setiap konten. Dari sini, Anda tahu konten seperti apa yang perlu ditingkatkan dan mana yang harus dikurangi.
Kesimpulan
Konten marketing bukan sekadar membuat artikel atau video viral. Jika Anda ingin konten yang benar-benar menghasilkan penjualan, maka strategi harus jelas:
- Kenali hambatan pembelian
- Sesuaikan konten dengan tahapan funnel
- Fokus pada solusi, bukan hanya produk
- Bangun kepercayaan lewat konten praktis dan relevan
Jika Anda sedang merintis strategi content marketing dan ingin memastikan setiap konten Anda bisa mendorong penjualan, kami siap bantu. Konsultasikan kebutuhan konten dan strategi digital Anda melalui WhatsApp 0818521172. Dapatkan arahan yang tepat agar konten Anda tidak hanya ramai pengunjung, tapi juga ramai pembeli.